简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 1.2545, GBP/USD pada hari Senin melemah ke 1.2535 karena menguatnya USD
Namun pada hari Selasa bangkit naik ke 1.2575 karena berkurangnya penguatan USD yang dilanjutkan sampai hari Rabu. Pada hari Kamis dan Jumat, USD kembali menguat sehingga EUR/USD tertekan turun ke 1.2515 pada hari Kamis dan lanjut turun sampai ke 1.2314 pada hari Jumat.
Pada hari Senin, GBP/USD turun ke bawah 1.2550, diperdagangkan di sekitar 1.2535. Sentimen pasar yang berhati-hati terlihat dari turunnya S&P 500 Berjangka ke sekitar 4,175 dan yields treasury AS 10 tahun harus berjuang disekitar 2.91%. Boris Johnson PM Inggris terancam mosi tidak percaya dari parlemen Inggris. Hal ini membebani pasangan matauang GBP/USD.
Pada hari Selasa, GBP/USD pada awal perdagangan sesi Eropa gagal untuk bisa bertahan di atas 1.2550 dan turun menyentuh level terendah sejak 19 Mei, diperdagangkan di sekitar 1.2512. Indeks saham berjangka AS turun tajam menjelang pembukaan perdagangan sesi AS, menunjukkan lingkungan pasar yang enggan terhadap resiko yang menguntungkan dollar AS yang safe-haven.
Namun dalam perdagangan sesi AS, GBP/USD berhasil naik ke atas 1.2550 dan diperdagangkan di sekitar 1.2575 karena penguatan dollar AS berkurang.
PM Inggris Boris Johnson lolos dari mosi tidak percaya pada hari Senin dengan perbandingan suara 148 menentang Johnson, dan 211 mendukungnya. Meningkatnya ketegangan politik di Inggris membuat Poundsterling Inggris sulit untuk mendapatkan permintaan.
Data ekonomi dari Inggris menunjukkan bahwa S&P Global/CIPS Services PMI turun ke 53.4 pada bulan Mei dari sebelumnya 58.9 pada bulan April. Meskipun angka ini masih lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebesar 51.8 namun masih tercatat sebagai penurunan terbesar dalam satu bulan, disamping yang terjadi selama lockdown virus corona, membuat GBP/USD tidak memperoleh daya tariknya.
Pada hari Rabu, Pada awalnya GBP/USD berada di bawah tekanan di sekitar 1.2545 di tengah ketakutan yang baru akan Brexit dan resesi global, di hadapan pengetatan moneter yang agresif oleh the Fed. Sentimen pasar yang berhati-hati mendukung naik dollar AS yang safe-haven sementara yields treasury AS mengalami rebound.
Namun dalam jam perdagangan selanjutnya GBP/USD berhasil naik kembali ke atas 1.2550 di sekitar 1.2556 karena dollar AS berbalik turun. Jatuhnya yields obligasi AS membuat dollar AS kesulitan mempertahankan kekuatannya sehingga mendorong naik GBP/USD kembali.
Sementara itu indeks saham berjangka AS turun antara 0.3% sampai dengan 0.4%, yang menunjukkan bahwa atmosfir pasar kemungkinan masih akan enggan terhadap resiko pada jam perdagangan AS berpotensi membatasi kenaikan dan bahkan bisa menekan turun GBP/USD.
Pada hari Kamis, GBP/USD berhasil menghapus sebagian besar dari kerugian hariannya setelah mengetes 1.2500 pada awal hari. Pada akhir hari, GBP/USD sempat berbalik naik ke 1.2559 sebelum akhirnya turun kembali dan diperdagangkan di sekitar 1.2515. Dolar AS sempat tertekan di bawah di tengah turunnya yields treasury AS sehingga membantu kenaikan pasangan matauang GBP/USD ke 1.2559. Namun pada jam perdagangan selanjutnya dollar AS berbalik menguat didukung oleh naiknya yields obligasi AS dan lingkungan pasar yang enggan terhadap resiko sehingga GBP/USD turun kembali ke ke 1.2515.
Indeks saham FTSE 100 Inggris turun 0.6% dan indeks saham berjangka AS membukukan kerugian harian sementara investor bersiap menantikan pengumuman kebijakan moneter dari ECB.
Pada hari Jumat, GBP/USD turun di bawah 1.2400 dan diperdagangkan di sekitar 1.2314, untuk pertama kalinya dalam 3 minggu. Dolar AS terus mengatasi rival-rival utamanya dilatar belakangi oleh keluarnya data inflasi AS bulan Mei yang panas dan laporan consumer confidence yang mengecewakan, membebani pasangan matauang GBP/USD dengan berat.
Laporan Consumer Price Index (CPI) AS untuk bulan Mei muncul panas, naik menjadi 8,6% per tahun. CPI diperkirakan pasar hanya akan naik menjadi 8.2% per tahun, setelah kenaikan menjadi 8.3% per tahun pada bulan April.
Data CPI yang keluar pada hari Jumat ini muncul menjelang pertemuan kebijakan moneter FOMC Federal Reserve pada hari Kamis minggu depan. Panasnya angka CPI AS yang keluar ini memberikan petunjuk the Fed akan terus agresif di dalam kebijakan moneter pengetatannya ke depan. Treasury Secretary AS Janet Yellen memberitahukan Kongres AS pada minggu ini bahwa Amerika harus memperkirakan periode inflasi yang tinggi akan bertambah panjang. Banyak pengamat takut ekonomi AS bisa masuk ke dalam resesi atau mengalami stagflasi, kondisi dimana pertumbuhan ekonomi mandek dengan inflasi yang tinggi.
Setelah mengakhiri minggu lalu di teritori negatip, GBP/USD pada minggu ini akan memandang kepada keputusan kebijakan moneter dari the Fed dan Bank of England untuk mendapatkan arahan mengenai pergerakan harga. Meningkatnya ketegangan atas resesi yang mengintai dan naiknya inflasi mendominasi pasar keuangan dan mendukung naik dollar AS yang safe – haven selama seminggu ke depan. Sementara itu, kekacauan politik dan outlook ekonomi yang buruk membebani Poundsterling.
Dari data ekonomi, pada minggu ini, dari Inggris pada hari Senin akan dirilis angka GDP Inggris bulanan bersamaan dengan angka manufaktur dan industri.
Pada hari Selasa kalender ekonomi relatip sibuk dengan Inggris akan mempublikasikan data employmentnya, sementara Amerika Serikat akan merilis angka Producer Price Index (PPI).
Pada hari Kamis, Amerika Serikat akan merilis angka penjualan ritelnya dan juga keputusan kebijakan moneter dari bank sentral AS the Fed melalui pertemuan FOMC nya akan keluar lebih dahulu sebelum Bank of England (BoE) juga akan mengumumkan tingkat bunganya.
The Fed kemungkinan akan menaikkan tingkat bunga sebesar 50 bps pada pertemuan kebijakan moneter bulan Juninya sebagaimana yang telah dijanjikan. Selain itu, tanda-tanda mengenai tidak adanya kenaikan tingkat bunga the Fed pada bulan September akan diamati dengan seksama untuk mengadakan valuasi atas nilai dollar AS yang akan berdampak terhadap GBP/USD.
Bank sentral Inggris diperkirakan akan tetap mempertahankan tingkat bunganya tidak berubah di 1%, karena dipandang sebagai cara untuk menyeimbangkan pertumbuhan dengan memerangi inflasi. Komposisi voting dari BoE, petunjuk mengenai tingkat bunga ke depannya dan outlook inflasi akan memegang peran kunci terhadap arah pergerakan dari Sterling berikutnya.
Pada hari perdagangan terakhir pada minggu ini akan dikeluarkan juga data penjualan ritel Inggris, laporan kebijakan moneter the Fed, dan BoE akan berbicara.
“Support” terdekat menunggu di 1.2300 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2200 dan kemudian 1.2150. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2400 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2500 dan kemudian 1.2550.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Artikel ini telah tayang di vibiznews.com
https://www.vibiznews.com/?p=525929
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Regulator Hong Kong, SFC menerbitkan pemberitahuan pembatasan kepada 4 broker forex (Termasuk Interactive Brokers Hong Kong Limited & Soochow Securities) untuk membekukan akun klien yang terkait dengan dugaan peretasan akun dan manipulasi pasar.
Jumat, 22-November-2024, Pusat Penanganan Penipuan Transaksi Keuangan (IASC) resmi beroperasi ! Pada forum Indonesia Anti-Scam Centre, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) berkolaborasi bersama Satgas PASTI (Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal) dengan dukungan dari asosiasi industri jasa keuangan.
Salah satu perusahaan dalam Marex Group Plc, XFA, broker forex yang berkantor pusat di Chicago dan eksekutifnya Timothy Hendricks dikenakan penalti NFA karena pelanggaran BERAT. Hendricks menghadapi skorsing 90 hari dari peran pengawasan dan turut menanggung kewajiban denda.
Modus penipuan broker forex merujuk pada berbagai teknik yang digunakan oleh beberapa broker yang tidak sah atau tidak bertanggung jawab untuk menipu trader atau investor dalam pasar forex. Modus penipuan berikut adalah modus-modus yang muncul dan ramai diberitakan di tahun 2024. Apa saja modusnya dan siapa brokernya? Semuanya bisa Anda baca di artikel berikut