简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Finfluencer adalah singkatan dari financial influencer, yaitu seseorang yang menggunakan platform media sosial untuk berbagi informasi, panduan, atau tips terkait keuangan dan investasi. Belum lama ini, kasus penipuan dengan sasaran generasi muda dengan minat terhadap investasi mengalami lonjakan. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi pihak berwajib dan setelah penelusuran lebih lanjut, sebanyak lebih dari 30 orang finfluencer diketahui bertanggung jawab atas hal ini. Selengkapnya silakan dibaca disini.
Finfluencer adalah singkatan dari financial influencer, yaitu seseorang yang menggunakan platform media sosial untuk berbagi informasi, panduan, atau tips terkait keuangan dan investasi. Mereka membahas berbagai topik seperti saham, cryptocurrency, forex, dan instrumen keuangan lainnya, sering kali dengan gaya yang mudah dipahami untuk menarik audiens luas, terutama kaum muda. Finfluencer dapat berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari investor berpengalaman hingga individu tanpa lisensi keuangan resmi.
Fenomena finfluencer berkembang seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi, terutama di kalangan generasi muda yang lebih terhubung dengan media sosial. Platform seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan Twitter menjadi saluran utama bagi finfluencer untuk memberikan saran atau mempromosikan produk-produk keuangan. Namun, karena beberapa finfluencer tidak memiliki kualifikasi yang memadai, ada risiko informasi yang diberikan bersifat menyesatkan atau terlalu sederhana untuk situasi keuangan yang kompleks.
Masalah lain yang muncul adalah finfluencer sering kali mempromosikan produk atau layanan dari perusahaan yang beroperasi di luar regulasi keuangan yang ketat, seperti broker forex offshore atau platform investasi berisiko tinggi. Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan regulator keuangan, seperti FCA Inggris, ASIC Australia atau BAPPEBTI di Indonesia yang telah memperingatkan potensi bahaya dari saran keuangan yang tidak terverifikasi. Sebagian dari mereka juga terlibat dalam promosi skema penipuan, yang dapat mengakibatkan kerugian besar bagi pengikutnya.
Regulator keuangan Inggris, FCA (Financial Conduct Authority), baru-baru ini mengambil tindakan tegas terhadap lonjakan penipuan keuangan yang menargetkan anak muda. FCA mengidentifikasi 38 finfluencer yang secara tidak sah mempromosikan investasi berisiko tinggi, termasuk perdagangan forex dan kontrak untuk perbedaan (CFD), melalui media sosial. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya laporan kerugian keuangan di kalangan muda-mudi yang menjadi sasaran utama.
Meningkatnya penipuan yang menargetkan generasi muda semakin mengkhawatirkan. Data lapangan menunjukkan bahwa 62% individu yang berusia 18 hingga 29 tahun mengikuti influencer media sosial, dan 74% di antaranya memercayai nasihat mereka. Sembilan dari sepuluh pengikut muda telah mengubah perilaku keuangan mereka berdasarkan nasihat ini.
Di antara finfluencer yang ditandai oleh FCA adalah nama-nama terkenal dari media sosial dan dunia hiburan seperti Holly Thompson, Emmanuel Nwanze, Rebecca Gormley, Lauren Goodger, dan Yazmin Oukhellou. Para finfluencer ini diduga mempromosikan skema investasi yang menjanjikan keuntungan cepat, tetapi banyak di antaranya tidak memiliki izin untuk memberikan saran keuangan atau mempromosikan produk investasi. Misalnya, Emmanuel Nwanze terlibat dalam memberikan nasihat mengenai perdagangan CFD tanpa otorisasi, sementara yang lain terlibat dalam mempromosikan produk keuangan tanpa peringatan risiko yang memadai.
FCA juga mencatat bahwa sebagian besar promosi ini dilakukan melalui platform media sosial populer seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, yang memungkinkan pesan-pesan finfluencer ini menjangkau audiens muda dengan sangat cepat. Kurangnya pemahaman finansial di kalangan muda sering dimanfaatkan oleh pelaku penipuan untuk memikat mereka dalam skema yang pada akhirnya merugikan secara finansial.
Salah satu kasus penipuan yang baru-baru ini menarik perhatian adalah skema perdagangan forex yang tidak sah, di mana para finfluencer terlibat dalam mempromosikan perusahaan perdagangan tanpa izin kepada pengikut mereka. Kasus ini melibatkan promosi investasi dalam forex dan CFD yang dijanjikan akan memberikan hasil besar dalam waktu singkat, padahal kenyataannya, para investor berisiko kehilangan seluruh dana mereka.
FCA telah memulai proses hukum terhadap sembilan individu yang terlibat dalam kasus ini, termasuk beberapa finfluencer yang sangat populer di media sosial. Pada Juli 2024, beberapa finfluencer, termasuk Holly Thompson dan Emmanuel Nwanze, menghadapi dakwaan resmi di pengadilan Southwark Crown, London.
Mereka didakwa melakukan komunikasi tidak sah terkait promosi keuangan, dan hukuman yang mereka hadapi bisa mencakup denda besar atau bahkan penjara, tergantung pada tingkat keterlibatan mereka dalam skema penipuan ini. FCA menegaskan bahwa semua promosi keuangan harus sesuai dengan regulasi dan memberikan peringatan risiko yang jelas kepada konsumen.
1. VENTEZO
Broker ini beroperasi di yurisdiksi lepas pantai tanpa regulasi ketat. Mereka menggunakan pemasaran agresif untuk menarik investor, tetapi sering kali terlibat dalam keluhan terkait praktik yang tidak transparan, termasuk penarikan dana yang sulit.
2. Binomo
Dikenal sebagai platform opsi biner yang dioperasikan secara ilegal di banyak negara, termasuk Indonesia. Binomo kerap dikaitkan dengan penipuan dan skema cepat kaya.
3. Headway
Broker ini sering kali menggunakan teknik pemasaran yang intens di media sosial dan forum investasi, tetapi banyak pengguna melaporkan kehilangan dana dan adanya keterbatasan dalam layanan pelanggan.
Broker-broker ini sering beroperasi di luar pengawasan ketat dari regulator utama seperti FCA atau ASIC dan sejumlah regulator lainnya, membuat mereka lebih berisiko bagi para trader pemula dan trader berpengalaman.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Jumat, 22-November-2024, Pusat Penanganan Penipuan Transaksi Keuangan (IASC) resmi beroperasi ! Pada forum Indonesia Anti-Scam Centre, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) berkolaborasi bersama Satgas PASTI (Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal) dengan dukungan dari asosiasi industri jasa keuangan.
Salah satu perusahaan dalam Marex Group Plc, XFA, broker forex yang berkantor pusat di Chicago dan eksekutifnya Timothy Hendricks dikenakan penalti NFA karena pelanggaran BERAT. Hendricks menghadapi skorsing 90 hari dari peran pengawasan dan turut menanggung kewajiban denda.
Modus penipuan broker forex merujuk pada berbagai teknik yang digunakan oleh beberapa broker yang tidak sah atau tidak bertanggung jawab untuk menipu trader atau investor dalam pasar forex. Modus penipuan berikut adalah modus-modus yang muncul dan ramai diberitakan di tahun 2024. Apa saja modusnya dan siapa brokernya? Semuanya bisa Anda baca di artikel berikut
Penipuan trading pada platform online kerapkali mengincar korban yang awam atau minim pengetahuan mengenai dunia perdagangan instrumen keuangan. Terungkap ulah peniru broker Exness terbaru ! Seorang WNI baru saja menghubungi CS WikiFX untuk berkonsultasi tentang persyaratan membayar biaya pajak pada proses WD di platform scam tersebut.