简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Penipuan forex dengan leverage adalah bentuk penipuan yang terjadi ketika individu atau perusahaan menawarkan kesempatan untuk melakukan trading forex dengan leverage. Kasus yang sangat merugikan para trader dan investor ini berhasil dibongkar oleh kerjasama dari regulator TOP dunia. Siapa saja pelaku dan brokernya? Silakan baca selengkapnya
Penipuan forex dengan leverage adalah bentuk penipuan yang terjadi ketika individu atau perusahaan menawarkan kesempatan untuk melakukan trading forex dengan leverage, tetapi kemudian memanipulasi atau menyalahgunakan dana dari para investor.
Leverage dalam trading forex memungkinkan trader untuk mengendalikan jumlah posisi yang lebih besar dari modal yang mereka miliki, sehingga potensi keuntungan maupun kerugiannya menjadi lebih besar. Dalam kasus penipuan, pelaku biasanya menjanjikan keuntungan yang tinggi melalui penggunaan leverage tanpa mengungkapkan risiko besar yang sebenarnya.
Beberapa taktik yang sering digunakan dalam penipuan forex dengan leverage meliputi pemberian informasi palsu untuk menyesatkan, menggunakan dana investor untuk tujuan yang tidak sesuai hingga pelaku beroperasi tanpa izin untuk mengelola dana.
Penipuan jenis ini sangat berbahaya karena leverage meningkatkan risiko, dan jika digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, trader dan investor akan mengalami kerugian besar.
Pada awal Oktober 2024 ini, pendiri dan CEO dari SimTradePro, Robert L. Adams, didakwa oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC) atas dugaan penipuan forex dengan leverage. Kasus ini melibatkan lebih dari 100 investor di seluruh Amerika Serikat dan mengakibatkan kerugian lebih dari $2,3 juta atau senilai Rp3,6 miliar. Penipuan ini menyoroti risiko besar dalam perdagangan forex dengan leverage, terutama ketika dana diinvestasikan melalui operator yang tidak terdaftar.
SimTradePro adalah perusahaan yang didirikan oleh Adams dengan tujuan untuk mengumpulkan dana dari investor untuk melakukan perdagangan forex dan logam mulia menggunakan leverage, yang memungkinkan pengelolaan posisi perdagangan lebih besar dari modal yang diinvestasikan.
Dakwaan terhadap Adams dan SimTradePro mencakup beberapa pelanggaran serius, termasuk penipuan, penyembunyian kerugian, dan kegagalan untuk mendaftar sebagai operator resmi. CFTC menuntut disgorgement, yaitu pengembalian keuntungan yang diperoleh secara tidak sah, hukuman finansial, serta larangan perdagangan dan registrasi seumur hidup bagi Adams dan perusahaannya.
CFTC juga meminta agar pengadilan menerapkan permanen injunction, yaitu perintah permanen untuk menghentikan pelanggaran lebih lanjut terhadap Commodity Exchange Act. Kasus ini mencerminkan upaya serius CFTC untuk menindak keras penipuan di sektor forex, terutama yang melibatkan leverage, yang sering kali disalahgunakan untuk memanipulasi investor yang tidak berpengalaman.
CFTC bekerja sama dengan sejumlah lembaga internasional dalam mengumpulkan bukti terkait kasus ini, termasuk Financial Conduct Authority (FCA) dari Inggris dan Australian Securities and Investments Commission (ASIC). Hal ini menunjukkan bahwa penipuan forex sering kali melibatkan operasi lintas negara, sehingga penting bagi regulator di berbagai negara untuk berkolaborasi.
Kasus ini memberikan peringatan penting bagi investor agar lebih berhati-hati ketika memilih platform atau perusahaan trading forex, terutama yang menawarkan perdagangan dengan leverage tinggi. Leverage memang menawarkan potensi keuntungan yang besar, tetapi juga meningkatkan risiko kerugian secara signifikan.
Investor disarankan untuk memeriksa apakah perusahaan yang mereka pilih terdaftar dan diatur oleh otoritas yang relevan, seperti CFTC di Amerika Serikat, atau otoritas di negara lain yang diakui. Selain itu, transparansi mengenai biaya dan risiko perdagangan harus selalu menjadi pertimbangan utama sebelum melakukan investasi.
Kasus SimTradePro menunjukkan bagaimana operator yang tidak terdaftar dan tidak transparan dapat dengan mudah memanfaatkan ketidakpahaman investor tentang risiko leverage. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada dan mencari informasi yang jelas mengenai legalitas dan rekam jejak perusahaan trading sebelum menyerahkan dana investasi.
Penipuan forex dengan leverage, seperti yang terjadi pada kasus ini, adalah salah satu contoh bagaimana kejahatan keuangan di pasar forex dapat mengakibatkan kerugian besar bagi para korban. Pengawasan ketat dan edukasi investor sangat diperlukan untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan.
Pada kasus penipuan forex dengan leverage, terdapat beberapa nama broker-broker yang terbukti terlibat dengan kasus penipuan ini. Berikut adalah beberapa contoh kasus penipuan forex dengan leverage beserta broker yang digunakan:
1. Gain Capital dan David Harrison
Pada tahun 2018, David Harrison didakwa oleh CFTC atas skema penipuan forex dengan leverage yang melibatkan Gain Capital sebagai broker. Harrison menjanjikan keuntungan besar melalui trading forex, namun justru menyalahgunakan dana para investor, sebagian besar digunakan untuk kepentingan pribadi, sementara investor mengalami kerugian besar.
World Markets menawarkan perdagangan otomatis dengan leverage tinggi yang menarik banyak investor. Ketika para investor mulai melaporkan bahwa mereka tidak bisa menarik dana, skema ini terbongkar sebagai penipuan.
3. ForexCT dan Richard Karyan
ForexCT, sebuah broker Australia, terlibat dalam penipuan forex dengan leverage pada tahun 2020. Eksekutif mereka, Richard Karyan, didakwa karena memberikan nasihat palsu tentang risiko leverage dan memanipulasi perdagangan klien untuk merugikan mereka. ASIC menghukum ForexCT atas penipuan ini.
4. ProfitStars
Perusahaan ProfitStars menggunakan beberapa broker dalam skema penipuan forex yang didakwa oleh CFTC pada tahun 2017. Mereka menjanjikan keuntungan melalui leverage, namun kebanyakan investor mengalami kerugian besar.
Kasus-kasus ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan investor dalam memilih broker dan memahami risiko leverage dalam trading forex.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Salah satu perusahaan dalam Marex Group Plc, XFA, broker forex yang berkantor pusat di Chicago dan eksekutifnya Timothy Hendricks dikenakan penalti NFA karena pelanggaran BERAT. Hendricks menghadapi skorsing 90 hari dari peran pengawasan dan turut menanggung kewajiban denda.
Modus penipuan broker forex merujuk pada berbagai teknik yang digunakan oleh beberapa broker yang tidak sah atau tidak bertanggung jawab untuk menipu trader atau investor dalam pasar forex. Modus penipuan berikut adalah modus-modus yang muncul dan ramai diberitakan di tahun 2024. Apa saja modusnya dan siapa brokernya? Semuanya bisa Anda baca di artikel berikut
Penipuan trading pada platform online kerapkali mengincar korban yang awam atau minim pengetahuan mengenai dunia perdagangan instrumen keuangan. Terungkap ulah peniru broker Exness terbaru ! Seorang WNI baru saja menghubungi CS WikiFX untuk berkonsultasi tentang persyaratan membayar biaya pajak pada proses WD di platform scam tersebut.
Kemarin, 20-November-2024, salah satu merek broker Doo Group, Doo Financial, mengumumkan ekspansinya dengan mengakuisisi PT Prima Tangguharta Futures yang dikenal sebagai salah satu perusahaan pialang berjangka di Indonesia.