简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Akun trading fiktif adalah akun palsu yang dibuat dengan tujuan untuk menipu investor atau pengguna. Akun ini sering kali digunakan oleh penipu untuk menampilkan aktivitas perdagangan yang tampak seperti nyata, padahal sebenarnya tidak ada transaksi keuangan yang terjadi di pasar nyata. Berikut kasus penipuan terkini dengan modus tersebut beserta broker-broker yang digunakan pelaku
Akun trading fiktif adalah akun palsu yang dibuat dengan tujuan untuk menipu investor atau pengguna. Akun ini sering kali digunakan oleh penipu untuk menampilkan aktivitas perdagangan yang tampak seperti nyata, padahal sebenarnya tidak ada transaksi keuangan yang terjadi di pasar nyata.
Dalam kasus ini, penipu mungkin memberikan akses kepada korban ke platform perdagangan yang menunjukkan simulasi atau hasil perdagangan yang direkayasa, sehingga korban percaya bahwa mereka terlibat dalam perdagangan yang sah dan menguntungkan.
Modus umum dari akun trading fiktif adalah memberikan investor akses ke “akun uji coba” atau “akun simulasi” yang tampak seolah-olah bisa digunakan untuk berdagang, tetapi transaksi yang terlihat di akun tersebut hanyalah ilusi. Penipu kemudian mengambil uang yang disetor oleh investor untuk keperluan pribadi atau kejahatan lainnya, sementara investor tidak pernah benar-benar mendapatkan keuntungan dari perdagangan tersebut.
Contoh kasus penggunaan akun trading fiktif ini adalah penipuan yang dilakukan oleh Mark Francis McCabe, di mana ia menggunakan akun “uji coba” atau akun fiktif untuk menipu investor dan mengklaim bahwa dana mereka dipakai untuk berdagang forex, padahal sebenarnya tidak ada perdagangan nyata yang terjadi.
Mark Francis McCabe, seorang mantan direktur dari perusahaan Guevara Capital Access (GCA) dan Online Trading Capital (OTC) di Australia, menjalankan skema penipuan yang melibatkan perdagangan valuta asing (forex).
Antara tahun 2015 dan 2020, McCabe memikat investor dengan menawarkan peluang investasi yang tampak menguntungkan melalui akses ke akun perdagangan forex dengan modal awal yang sudah disediakan. Dalam skema bagi hasil, investor diyakinkan bahwa mereka akan menggunakan dana tersebut untuk berdagang di platform yang disediakan oleh pihak ketiga.
Namun, kenyataannya, akun-akun yang diberikan McCabe hanyalah akun “uji coba” yang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perdagangan forex nyata. Para investor menggunakan akun tersebut untuk apa yang mereka yakini sebagai perdagangan yang sah, tetapi tidak ada perdagangan aktual yang terjadi. Sebaliknya, McCabe menggunakan dana yang disetor oleh investor untuk kepentingan pribadi, seperti membayar biaya sekolah swasta, sewa, dan berbagai pembelian dengan kartu kredit.
McCabe memanfaatkan posisi dan pengaruhnya sebagai direktur tunggal GCA dan OTC untuk meyakinkan klien bahwa investasi mereka aman. Sebagian besar korban penipuan ini adalah mantan klien dari kedua perusahaannya, yang akhirnya mempercayakan uang mereka kepada McCabe. Total kerugian yang diderita para korban mencapai lebih dari AUD 940.350 atau setara Rp9,7 miliar.
Mark Francis McCabe menggunakan dua perusahaan, Guevara Capital Access (GCA) dan Online Trading Capital (OTC), untuk melakukan penipuan investasi terkait forex. Kedua perusahaan tersebut, yang kini telah dibubarkan, berperan sebagai platform yang menjanjikan akses ke akun perdagangan forex. Dalam skema penipuannya, McCabe meyakinkan investor bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan dari perdagangan forex dengan model bagi hasil.
Investor yang menjadi korban percaya bahwa mereka mendapatkan akses ke akun trading nyata melalui kedua broker tersebut. Namun, akun-akun yang diberikan hanyalah akun “uji coba” yang tidak dapat melakukan perdagangan nyata di pasar forex. McCabe menggunakan nama kedua perusahaan ini untuk menciptakan ilusi perdagangan yang sah, padahal tidak ada aktivitas trading yang sebenarnya terjadi. Dana yang disetorkan oleh para investor tidak digunakan untuk perdagangan, melainkan untuk kepentingan pribadi McCabe, seperti membayar biaya sekolah dan pengeluaran lainnya.
Kasus ini menjadi contoh bagaimana McCabe memanfaatkan broker-broker palsu untuk menjalankan skema penipuannya, yang akhirnya terungkap setelah penyelidikan dari ASIC (Australian Securities and Investments Commission).
Penipuan yang dilakukan McCabe terbongkar setelah beberapa investor mulai meragukan validitas akun perdagangan yang mereka gunakan. Para investor mengharapkan hasil dari perdagangan forex yang dijanjikan, tetapi mereka tidak melihat keuntungan nyata dari transaksi tersebut. Beberapa korban mulai melaporkan kecurigaan mereka kepada otoritas terkait, termasuk Komisi Sekuritas dan Investasi Australia (ASIC).
ASIC kemudian melakukan penyelidikan mendalam terhadap aktivitas McCabe dan perusahaannya. Investigasi tersebut mengungkap bahwa McCabe tidak pernah berniat untuk benar-benar menggunakan dana investor untuk perdagangan forex, melainkan hanya untuk memperkaya dirinya sendiri. Akhirnya, pada tahun 2020, setelah bukti-bukti yang cukup terkumpul, McCabe ditangkap dan didakwa atas tiga tuduhan memperoleh keuntungan finansial secara tidak jujur melalui penipuan.
Dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Distrik Downing Centre di Sydney, McCabe mengakui kesalahannya. Ia didakwa atas tiga pelanggaran utama yang melibatkan penipuan finansial, dengan empat pelanggaran lainnya yang juga dipertimbangkan saat penjatuhan hukuman. McCabe dijatuhi tuduhan berdasarkan Pasal 192E(1)(b) dari Crimes Act 1900 (NSW), yang mengatur tentang penipuan yang melibatkan keuntungan finansial secara tidak jujur.
Dalam persidangan, jaksa penuntut menyatakan bahwa McCabe secara sistematis menyalahgunakan dana yang dipercayakan kepadanya oleh para korban. McCabe tidak hanya merusak kepercayaan kliennya, tetapi juga menempatkan mereka dalam kerugian finansial yang signifikan. Modus operandinya yang melibatkan penggunaan akun perdagangan palsu untuk menipu investor adalah bentuk penipuan yang rumit, namun berhasil diungkap oleh otoritas melalui investigasi menyeluruh
Pada November 2024, McCabe dijadwalkan menghadapi sidang untuk penjatuhan hukuman. Dengan tuduhan memperoleh keuntungan finansial secara tidak jujur melalui penipuan, McCabe menghadapi hukuman maksimal 10 tahun penjara untuk setiap pelanggaran di bawah undang-undang tersebut. Namun, dengan adanya beberapa pelanggaran tambahan yang dipertimbangkan dalam hukuman, kemungkinan hukuman yang lebih berat juga dapat diberikan oleh pengadilan.
Proses ini ditangani oleh Kantor Direktur Penuntutan Umum setelah adanya rujukan dari ASIC. Hukuman McCabe tidak hanya penting untuk memberikan keadilan bagi para korban, tetapi juga sebagai peringatan bagi pelaku kejahatan keuangan lainnya di Australia. Skema penipuan seperti ini, meskipun tampaknya canggih, menunjukkan bahwa otoritas keuangan dan hukum siap untuk mengejar dan menghukum para pelaku yang mencoba merugikan publik.
Kasus McCabe ini mengingatkan kita akan pentingnya kehati-hatian dalam memilih platform investasi, terutama di sektor forex yang sering kali menjadi target para penipu. Regulasi yang ketat serta pengecekan mendalam terhadap broker atau perusahaan investasi sangat diperlukan agar investor tidak terjebak dalam skema yang merugikan.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Salah satu perusahaan dalam Marex Group Plc, XFA, broker forex yang berkantor pusat di Chicago dan eksekutifnya Timothy Hendricks dikenakan penalti NFA karena pelanggaran BERAT. Hendricks menghadapi skorsing 90 hari dari peran pengawasan dan turut menanggung kewajiban denda.
Modus penipuan broker forex merujuk pada berbagai teknik yang digunakan oleh beberapa broker yang tidak sah atau tidak bertanggung jawab untuk menipu trader atau investor dalam pasar forex. Modus penipuan berikut adalah modus-modus yang muncul dan ramai diberitakan di tahun 2024. Apa saja modusnya dan siapa brokernya? Semuanya bisa Anda baca di artikel berikut
Penipuan trading pada platform online kerapkali mengincar korban yang awam atau minim pengetahuan mengenai dunia perdagangan instrumen keuangan. Terungkap ulah peniru broker Exness terbaru ! Seorang WNI baru saja menghubungi CS WikiFX untuk berkonsultasi tentang persyaratan membayar biaya pajak pada proses WD di platform scam tersebut.
Kemarin, 20-November-2024, salah satu merek broker Doo Group, Doo Financial, mengumumkan ekspansinya dengan mengakuisisi PT Prima Tangguharta Futures yang dikenal sebagai salah satu perusahaan pialang berjangka di Indonesia.