简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) secara resmi meluncurkan inisiatif baru modul e-voting dengan fitur live streaming atau kehadiran secara daring.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) secara resmi meluncurkan inisiatif baru modul e-voting dengan fitur live streaming atau kehadiran secara daring.
Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo menjabarkan, hingga Agustus 2021, 72 persen peserta RUPS(Rapat Umum Pemegang Saham ) hadir melalui EASY.KSEI untuk pemberian kuasa ataupun hadir pada rapat umum pemegang saham (RUPS) secara elektronik. Jumlah tersebut terdiri dari 13.880 investor yang menggunakan EASY.KSEI untuk keperluan e-proxy. Sedangkan, sebanyak 2.206 telah hadir dalam RUPS secara daring.
Dijelaskan, EASY.KSEI merupakan wahana elektronik yang dapat digunakan investor untuk memberikan kuasa dan suara serta menyaksikan pelaksanaan RUPS secara online. Sejak Juni 2021, fitur yang tersedia pada EASY.KSEI sudah dilengkapi dengan platform e-proxy dan e-voting. Platform ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi investor untuk dapat mengikuti RUPS secara daring. Investor sudah dapat ikut RUPS tanpa keluar rumah, ungkap Uriep kepada media, Rabu(6/10/2021).
Ia menerangkan, penerapan EASY.KSEI sangat mendukung kondisi demografi serta karakteristik investor pasar modal Indonesia. Berdasarkan data single investor identification (SID) yang tercatat di KSEI, hingga Agustus 2021, jumlah investor saham telah mencapai 2.697.832, hanya 18 persen ah nvestor yang berdomisili di Jakarta . Sedangkan sisanya tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan sampai ke luar negeri.
“Dari sisi profil investor pasar modal, saat ini sekitar 80 persen investor didominasi oleh milenial dan generasi Z yang lekat dengan teknologi online dan digital, ” jelas dia,
Menariknya, sampai dengan Agustus 2021, dari 740 emiten saham di pasar modal, 721 diantaranya telah mengadakan RUPS melalui EASY.KSEI. 721 emiten tersebut telah mengadakan 2.104 RUPS. Sementara itu, 423 emiten telah menggunakan fitur e-voting sejak penerapannya pada Juni 2021.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Indonesia berpotensi cetak surplus neraca perdagangan terbesar tahun ini. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan hal ini bisa dicapai Indonesia jika tren surplus terjaga hingga triwulan IV-2021. “Jika surplus perdagangan terus konsisten pada triwulan IV 2021, maka tahun ini Indonesia akan mendapatkan surplus terbesar pertama kali dalam sejarah. Sepanjang Januari hingga Oktober 2021 surplus perdagangan sudah mencapai USD30,81 miliar,” kata Mendag, Rabu (17/11/2021). Diketahui, neraca perdaganga
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mendorong pasar rakyat untuk tetap beroperasi, khususnya di masa pandemi Covid-19. Salah satunya, melalui program Digitalisasi Pasar Rakyat yang diinisiasi Kementerian Perdagangan.
Kepala Ekonom Bank Dunia Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mendekati angka 5% pada 2022 mendatang meskipun sempat mengalami tekanan akibat Covid-19 pada 2020 dan 2021.
Cadangan devisa RI dilaporkan melonjak signfikan per Agustus dan merupakan level tertingginya sepanjang sejarah. Aliran modal masuk ke pasar keuangan Indonesia terus mengalir, cukup seimbang antara pasar SBN dan bursa saham. Rupiah tampil sebagai mata uang terkuat sekawasan Asia.Kinerja penjualan eceran per Juli dilaporkan terus membaik. Kembali, penurunan yang berlanjut pada kasus baru Covid-19 serta tingkat kesembuhan yang tinggi mengangkat optimisme pasar.