简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Ketika menerima 'uang kaget' baik dari gusuran tanah atau sumber lain, kita tidak boleh berfoya-foya, tapi harus memanfaatkannya seproduktif mungkin supaya memberi nilai tambah
Ratusan petani di Desa Sumurgeneng, Tuban, Jawa Timur viral beberapa waktu lalu. Mereka berbondong-bondong memborong mobil mewah.
Itu mereka lakukan setelah 225 warga menerima pembayaran ganti rugi miliaran rupiah dari pembebasan lahan yang dijadikan Proyek Kilang Pertamina. Tak tanggung-tanggung, ada warga yang menerima ganti rugi sampai dengan Rp26 miliar.
Namun, setelah sempat kaya mendadak dan memborong mobil, kini mereka mulai kehabisan uang. Salah satunya warga bernama Ali Sutrisno dan Siti Nurul.
Sempat mendapatkan 'uang kaget' Rp17 miliar, kini uang mereka tinggal Rp50 juta. Meskipun belum tentu uang itu dihabiskan semua untuk hal yang tak produktif, perencana keuangan tetap mengingatkan soal betapa pentingnya pengelolaan keuangan yang baik agar tiap rezeki nomplok yang diperoleh tak cepat menguap.
Jika cermat dan disiplin, bahkan uang tersebut dapat menghasilkan keuntungan lebih besar.
Lantas, bagaimana idealnya pengelolaan 'uang kaget' tersebut?
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan sebenarnya tak ada rumus baku dalam mengelola uang dalam jumlah besar seperti yang didapat warga Desa Sumurgeneng.
Terlebih, latar belakang sosial dan ekonomi tiap orang berbeda-beda. Namun beberapa cara berikut bisa dilakukan jika agar 'uang kaget' yang didapatkan bisa digunakan untuk berbagai keperluan dalam jangka panjang.
Jangan Langsung DigunakanAndy berpandangan langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengamankan uang yang diperoleh di bank. Jika jumlahnya besar, bank biasanya menawarkan bunga simpanan yang cukup menguntungkan.
Memasukkan seluruh uang tersebut ke dalam bank juga berfungsi untuk mencegah konsumsi yang tak terkontrol.
“Apalagi jika kita enggak terbiasa dapat rezeki sedemikian besar. Karena biasanya yang terdorong adalah sisi emosional kita kita ingin berbelanja yang selama ini kita impi-impikan,” ucapnya.
Setelah itu baru lah kemudian rencana pengelolaan uang dilakukan, mulai dari memisahkan kebutuhan konsumsi, belanja modal hingga investasi.
Modal UsahaMenurut Andy, menyisihkan sebagian uang tersebut untuk modal usaha sangat penting terutama jika tanah yang dijual merupakan satu-satunya sumber penghasilan.
Artinya, penerima 'uang kaget' tersebut harus memutar otak untuk membuka usaha baru dengan penghasilan yang sama atau lebih besar dari sebelumnya.
“Jadi penghasilan tersebut dibelikan barang produktif yang akan menghasilkan income lagi. Kita akan bagi sekian persen untuk modal usaha,” tuturnya.
Namun, kembali lagi, tak ada rumus baku berapa persen uang yang harus disisihkan untuk modal usaha, tergantung model bisnis yang akan dijalankan ke depan. Yang pasti, jumlahnya disarankan lebih besar dari yang diterima dari ganti rugi atau pembebasan lahan.
“Tergantung Kondisi dan preferensi masing-masing. Karena ada beberapa orang yang senang dengan pekerjaan pertanian, bisa beli lahan di tempat lain,” tuturnya.
Atau, jika di desa tersebut ada warga lain yang tetap bercocok tanam tetapi kesulitan dalam hal pengangkutan hasil pertanian, modal bisa disisihkan untuk masuk ke dalam bisnis pengangkutan tersebut.
“Mereka mungkin lihat hal tersebut sebagai peluang bisnis. Bisa beli truk misalnya untuk disewakan. Atau mungkin bisa juga traktor. Macam-macam lah usahanya,” jelas Andy.
Dana DaruratSelain modal usaha, sebagian uang lainnya juga bisa ditabung untuk dana darurat yang bisa digunakan dalam menunjang kebutuhan usaha baru atau keperluan mendadak lainnya. Dalam hal ini, ia menyarankan agar tabungan terpisah dengan uang tabungan untuk kegiatan rekreasi atau konsumtif.
“Berapa persen sih yang harus ditabung perkiraan saya 10-20 persen bisa ditabung. Karena kemungkinan buat generate income dengan sama besarannya dengan income sebelumnya kan tidak mudah,” ucapnya.
Batasi KonsumsiCara lain yang perlu dilakukan adalah menahan konsumsi harian atau kegiatan yang bersifat rekreasi. Ia mewanti-wanti jangan sampai 'uang kaget' yang didapatkan mengubah kebiasaan hidup sederhana yang sebelumnya dilakukan.
Tentu bukan berarti pembelian barang konsumsi dan kegiatan rekreasi dilarang. Hanya saja, jumlahnya harus dikontrol agar tidak kebablasan dan menghabiskan uang.
“Misalnya sekarang mau lebaran, buat pengeluaran lebih ke belanja buat lebaran boleh. Karena ini kan sebenarnya rejeki ini berkaitan dengan hasil kerja keras selama ini. Nah, nikmati aja karena ini semacam self reward. Supaya makin semangat lagi kerjanya,” jelas Andy.
Ia menyarankan pengeluaran untuk konsumsi atau kegiatan rekreasi dibatasi maksimal 10-15 persen.
“Idealnya jangan banyak-banyak. Mungkin 10-15 persen. Kalau dia uang penggantinya banyak taruh lah dia dapat 1 miliar itu saja itu sudah bisa dapat banyak untuk rekreasi,” imbuhnya.
InvestasiSementara itu, Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Asad menyarankan perlunya sebagian dana disisihkan untuk keperluan investasi.
Bentuknya bisa berbagai macam, mulai dari rumah, sawah, emas hingga saham.
“Supaya enggak habis sebaiknya langsung dibelikan investasi lainnya seperti rumah, sawah, tanah, emas. Kalau tidak segera dibelikan investasi, dan hanya dalam bentuk tabungan, akan habis untuk konsumsi,” jelasnya.
Namun, menurutnya, investasi juga perlu diikuti dengan kehati-hatian. Ia menyarankan agar produk investasi yang dipilih bersifat jangka panjang dan rendah risiko.
Artinya, jangan menempatkan dana pada instrumen investasi tertentu dengan hanya melihat pada tawaran return.
“Reksa dana dan saham kalau mereka mengerti boleh saja. Tapi kalau belum mengerti, bisa dalam bentuk properti, emas, deposito yang lebih dimengerti supaya ga salah penempatannya,” pungkasnya.
Sumber : CNN
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Kemarin malam, inflasi di AS memang dilaporkan naik. Kabar baiknya, kenaikan tersebut "biasa aja" tidak setinggi yang ditakutkan pelaku pasar.
serangan dunia maya saat ini menjadi risiko utama bagi sistem keuangan global.
sekitar 2.000 toko telah tutup permanen sebagai dampak lockdown
Mata uang Paman Sam menguat 49 poin (0,34%). Demikian dikutip dari data RTI, Selasa (13/4/2021).